Dakwah itu Harus Sesuai Dengan Maknanya

Dakwah Sesuai Dengan Maknanya

Dakwah sesuai dengan maknanya secara bahasa yakni mengajak, haruslah mendudukkan yang di dakwahinya sejajar dengan pendakwahnya. Yaitu sama-sama sebagai manusia.

Apabila pendakwah memiliki pandangan bahwa kedudukan dirinya lebih mulia dan terhormat daripada yang di dakwahinya maka yang akan terjadi ialah bukan mengajak tapi mengejek, bahkan cenderung arogan dan tidak beretika. Ia tempat kedudukan dirinya seperti malaikat dan yang di dakwahinya seperti binatang yang lebih rendah kedudukannya daripada dirinya.

Kesimpulan

Nah, dari sini dapatlah dipahami apabila ada yang mengaku sebagai pendakwah tapi apa yang disampaikannya bukanlah ajakan tapi justru ejekan, makian, menyebarkan kebencian dan berita dusta (hoax) disamping arogan tentunya.

Hal ini dikarenakan mereka merasa lebih mulia, terhormat dan suci. Mereka tempatkan kedudukan orang yang di dakwahinya lebih rendah darinya. Bahkan jika ada yang mengkritiknya langsung menuduh menista. Orang-orang semacam ini tidaklah pantas disebut pendakwah, karena jauh sekali dari perilaku Nabi Muhammad SAW yang sangat sukses dalam berdakwahnya.

Baginda Nabi SAW tidak pernah menganggap kedudukan yang di dakwahinya jauh lebih hina dan rendah. Baginda menempatkannya sejajar dengan dirinya sebagai manusia.

Baginda Nabi SAW pernah di ingatkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan kepada manusia :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ

Katakanlah olehmu Ya Muhammad: "Sesungguhnya aku ini manusia biasa, sama seperti kamu sekalian." (Al-Kahf: 110).

Melalui kesadaran baginda terhadap orang yang di dakwahinya sama dengan dirinya sebagai manusia, maka Baginda memperlakukan orang yang di dakwahinya sebagai manusia pula. Perilaku baginda yang santun, penyayang kepada siapapun mengantarkan kepada kesuksesan baginda dalam berdakwah.

Kita juga tahu bahwa banyak orang-orang yang masuk islam, justru dikarenakan budi pekerti baginda Nabi SAW yang santun.

Jadi salah satu kunci sukses dalam berdakwah ialah memperlakukan orang yang di dakwahinya sejajar dengan pendakwahnya, yakni sebagai manusia.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik." (An-Nahl: 124).


Baca Juga : Merubah Takdir Apakah Bisa? Pengertian Qadha dan Qadar


Self Reminder

قال أبو حامد الغزالي: "ماأسرع الكبر إلي العلماء، فلا يلبث العالم أن يتعزز بالعلم و يستشعر في نفسه جماله حتي يستعظم نفسه و يستحقر الناس و ينظر إليهم نظره إلي البهائم ويستجهلهم"

Imam Abu Hamid al-Ghazali berkata :

"Betapa cepatnya sifat sombong itu menjangkiti hati orang-orang yang berilmu. Seringkali seorang yang alim merasa mulia dengan ilmunya, merasa dirinya mapan sehingga menganggap dirinya agung dan menganggap orang lain hina, ia melihat manusia-manusia lainnya laksana melihat binatang ternak dan menganggap mereka sebagai manusia-manusia bodoh."


Next Post Previous Post