Inilah Tanda Taubat Kamu Di Terima Allah SWT

Ali Ahmad Nawawi

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang sering berbuat salah dan yang paling baik dari mereka adalah yang bersegera untuk bertaubat.

Hal ini seperti sabda Rasulullah ﷺ :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Seluruh anak Adam sering berbuat kesalahan. Dan yang terbaik dari mereka yang sering berbuat kesalahan adalah yang paling banyak bertaubat. (HR. Ibnu Majah no. 4251; Imam Suyuti menilai hadits ini shahih).

Bahkan di dalam riwayat lain disebutkan jika tidak ada lagi manusia pendosa, Allah akan menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa dan Allah akan mengampuni mereka.

Rasulullah ﷺ bersabda :

لَوْلاَ أَنَّكُمْ تُذْنِبُونَ لَخَلَقَ اللَّهُ خَلْقًا يُذْنِبُونَ يَغْفِرُ لَهُمْ

Seandainya kalian tidak ada yang berdosa, maka Allah akan menciptakan makhluk lagi yang akan berbuat dosa dan akan mengampuni mereka. (HR. Muslim no. 2748).

Ampunan dan kasih sayang Allah sangatlah luas. Sebagai mukmin, hendaknya kita optimis dan yakin bahwa Allah SWT mengampuni dosa kita. Maka dari itu, langkah pertama agar hati merasa tenang dengan taubat adalah optimis bahwa Allah mengampuni dosa kita.

Baca Juga : Dakwah itu Harus Sesuai Dengan Maknanya

Allah berfirman dalam salah satu hadits qudsi :

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Wahai anak Adam ... Jika kamu berdoa dan berharap kepada-Ku, maka akan Aku ampuni segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli.

Wahai anak Adam ... Jika dosamu setinggi langit dan engkau memohon ampun kepadaKu niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli.

Wahai anak Adam ... Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa seisi bumi dan engkau menemui-Ku (kembali kepadaKu) dengan keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apapun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan seisi bumi pula. (HR. Tirmidzi no. 3540).

Ibnu Daqiq Al-Id menjelaskan lebih detail mengenai maksud hadits di atas bahwa Allah sangat senang dengan hamba yang bertaubat melebihi senangnya seseorang yang menemukan hartanya yang hilang.

Seorang hamba haruslah optimis bahwa taubatnya diterima dan dosanya diampuni, karena dalam hadits qudsi lainnya Allah berfirman :

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. (HR. Bukhari no. 7505).

Kendati demikian, taubat juga mempunyai beberapa syarat, yaitu :

  1. Berusaha sekuat tenaga berhenti dari maksiat.
  2. Menyesali dosa-dosa yang diperbuat.
  3. Berazam tidak akan mengulangi dosa.
  4. Jika dosa yang diperbuat berhubungan dengan hak seseorang, maka hendaknya segera dituntaskan dengan orang tersebut.


Adapun jika dosa yang dilakukan mewajibkan kafarat karena berhubungan dengan hak Allah, maka kafarat tersebut harus segera ditunaikan.

Rahmat dan kedermawanan Allah tidak terukur. Walaupun seseorang datang kepada-Nya dengan dosa seisi langit dan bumi, kasih sayang dan ampunan Allah lebih besar dari itu semua.

Allah akan mengampuni semua dosa dengan syarat hamba memohon ampun disertai iman di dalam hati dan menjauhi perbuatan syirik.

Allah berfirman :

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar. (QS. An-Nisa [4]: 48).

Tanda-Tanda Taubat yang Di Terima Allah SWT

Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan dalam bukunya Nashaihul Ibad mengenai tanda-tanda diterimanya taubat seorang hamba :

1. Orang yang merasa bahwa dirinya tidak terjaga dari maksiat, sehingga maksiat kemungkinan bisa terjadi kembali. Kemudian dia berusaha untuk menyempurnakan amalnya.

2. Dia lebih banyak berempati, berkontemplasi, dan bersenang-senang secukupnya saja.

3. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang baik dan menjauhi orang-orang dengan perilaku buruk.

4. Melihat bahwa harta dunia yang sedikit adalah banyak dan mengambil secukupnya saja. Selanjutnya, melihat bahwa amal akhiratnya masih sedikit sehingga dia fokus memperbanyak amal akhirat.

5. Lebih banyak meluangkan diri untuk beribadah kepada Allah dan lebih santai dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dia memahami bahwa rezeki sudah dijamin, sehingga ia tetap berikhtiar namun tidak tenggelam dalam kesibukan duniawi.

6. Lebih bijak dan berhati-hati dalam bertutur kata. Orang yang diterima taubatnya hanya berbicara hal yang bermanfaat dan menjauhi kesia-siaan. Dia juga banyak bertafakur mengenai keagungan Allah.

Kesimpulan

Merasa optimis bahwa rahmat dan ampunan Allah begitu luas kepada hamba-Nya adalah kunci ketenangan hati untuk orang yang bertobat.

Sebagai manusia kita juga perlu sadar bahwa kita tidak sempurna dan rentan melakukan kesalahan. Namun, kita tidak boleh berkecil hati karena Allah Maha Pengampun.

Hamba yang baik adalah mereka yang berusaha menyempurnakan amal dan tidak merasa cukup dengan apa yang diperbuat.

Mereka juga senantiasa berusaha hidup seimbang dengan mengejar akhirat dan tidak lupa berikhtiar memenuhi kebutuhan hidup di bumi.

Referensi

  1. Kitab Sahih Muslim
  2. Kitab Sunan Tirmidzi
  3. Kitab Sunan Ibnu Majah
  4. Kitab Syarhul Arba’in An-Nawawiyyah li Ibni Daqiq Al-Id
  5. Kitab Al-Mu’in ala Tafahhumil Arbain li Ibnil Mulaqqin
  6. Kitab Nashaihul Ibad lin Nawawi Al-Bantani

Next Post Previous Post