Sebagian Nabi Adalah Laki-laki

Sebagian Nabi adalah Laki-laki

Ilmu mantiq adalah sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir untuk memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan, ilmu mantiq membimbing dan menuntun seseorang supaya berpikir benar dan teliti. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi akal, sangat menganjurkan umatnya untuk mendidik dan membimbing akal. Tujuannya tidak lain agar tidak terjerumus kedalam kesesatan berlogika. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah ilmu untuk menyelamatkan akal dari kesesatan, yaitu Ilmu mantiq.

Berikut ini percakapan menggunakan ilmu mantiq :

Zaed : Sebagian Nabi adalah laki-laki.

Hindun : Anda keliru.

Zaed : Kenapa?

Hindun : Karena tidak ada Nabi yang berjenis kelamin perempuan. Semua Nabi adalah laki-laki.

Zaed : Jika demikian berarti benar, bahwa sebagian Nabi adalah laki-laki.

Hindun : Tapi tidak sebagian, melainkan semuanya laki-laki.

Zaed : Jika semuanya benar, maka sebagiannya juga benar.

Hindun : Maksudnya?

Zaed : Jika benar semuanya laki-laki, maka sebagiannya juga benar laki-laki. Karena mustahil, jika semua Nabi adalah laki-laki, tapi sebagiannya perempuan.

Hindun : Saya tidak mengerti.

Zaed : Kalau Anda beli kertas A4 1 rim di toko, isi berapa lembar?

Hindun : 500 lembar.

Zaed : Setiap lembar kertas warnanya apa?

Hindun : Putih.

Zaed : Jadi, seluruh kertas yang anda beli warnanya apa?

Hindun : Putih juga.

Zaed : Kalau setengah rim, warnanya apa?

Hindun : Putih juga.

Zaed : Jadi, setengah rim itu bukankah sebagian dari kertas yang Anda beli?

Hindun : Benar.

Zaed : Jadi, benarkah sebagian kertas A4 yang Anda beli berwarna putih?

Hindun : Benar.

Zaed : Jadi, kalau seluruh kertas yang Anda beli berwarna putih, maka setengahnya, seperempatnya atau seperlimanya juga tetap berwarna putih. Itu artinya, sebagiannya juga berwarna putih. Seperti itu pula, jika setiap Nabi adalah laki-laki, maka setengahnya, seperempatnya, seperlimanya, atau sebagian Nabi pastilah laki-laki pula. Jadi pernyataan "sebagian Nabi adalah laki-laki" itu benar.

Hindun : O .. iya.

Baca Juga : Saya Bukan Kyai, Saya Bukan Ustadz

Kesimpulan

Dialog seperti itu sering saya alami. Artinya, seringkali  pernyataan "sebagian A adalah B" seringkali ditafsirkan "Sebagian A bukan B". Ini adalah kekeliruan dan ketidak-tahuan , sehingga mengakibatkan penyangkalan terhadap pernyataan "sebagian A adalah B". 

Ada yang berkata, "lalu apa gunanya, kalau kita tahu semuanya benar, tapi dinyatakan sebagiannya benar?" tentu banyak sekali gunanya, seperti banyaknya manfaat ilmu mantik. Kegagalan memahami hukum kontradiksi (tanaqud) ini adalah kegagalan memahami pokok ajaran ilmu mantik. Dan efeknya, akan gagal pula didalam memahami filsafat yang lebih pelik dari pada itu. Lagi pula dalam dunia filsafat, ada hal-hal yang diketahui secara partial. Sehingga, penyangkalan terhadap pernyataan yang partial ini merupakan bentuk kebathilan. 

Dengan kata lain, jika saya tidak dapat memastikan apakah ada Nabi yang berjenis kelamin perempuan, tapi yang saya tahu para Nabi berjenis kelamin laki-laki, maka menyatakan "setiap Nabi adalah laki-laki" merupakan pernyataan yang gegabah. 

Apakah Tuhan mengatakan bahwa Nabi itu hanyalah laki-laki? jika memang ada dalilnya, maka sah untuk mengatakan "semua Nabi itu laki-laki". Jika tidak ada dalil yang pasti, maka yang pasti benar itu adalah  "sebagian Nabi adalah laki-laki." 

Jika seluruhnya benar, sebagiannya pasti benar. Tidak sebaliknya. Jika sebagiannya benar, belum tentu seluruhnya benar.

Benar Dan Kebenaran

Apa itu benar? Apa itu kebenaran?

Menurut ilmu logika, "benar" itu adalah nilai suatu keyakinan. "Salah" juga merupakan nilai keyakinan. Nilai Benar-Salah yang objektif, ditentukan oleh [Parameter Kebenaran].

Lalu, apa itu kebenaran? Kebenaran adalah seluruh nilai dari semua kondisi yang mungkin dari suatu keyakinan. Sehingga dalam ilmu logika ada yang disebut dengan Tabel Kebenaran.

Contoh :

Seseorang meyakini bahwa benar "Setiap nabi adalah laki-laki". Maka kebenarannya adalah :

  • 1. Setiap Nabi adalah Laki-laki
  • 2. Setiap Nabi bukanlah Laki-laki
  • 3. Sebagian Nabi adalah Laki-laki
  • 4. Sebagian Nabi bukanlah Laki-laki
  • 5. Setiap Laki-laki adalah Nabi
  • 6. Setiap Laki-laki bukanlah Nabi
  • 7. Sebagian Laki-laki adalah Nabi
  • 8. Sebagian Laki-laki bukanlah Nabi

Dengan nilai sebagai berikut :

  • 1. Benar
  • 2. Salah
  • 3. Benar
  • 4. Salah
  • 5. Salah
  • 6. Salah
  • 7. Benar
  • 8. Benar

Masing-masing propsoisi bernilai benar atau salah. Adapun keseluruhan nilai tersebut disebut kebenaran. Contohnya bila seseorang meyakini bahwa benar sebagian Nabi bukanlah laki-laki, maka kebenarannya tidaklah benar bahwa setiap Nabi adalah laki-laki.

Di dalam ilmu logika, keyakinan-keyakinan itu ditandai dengan huruf A,E,I dan O, dimana satu sama saling memiliki relasi. Lihat dalam tulisan berjudul [Empat Bentuk Proposisi] dan [Pertentangan Proposisi]. Kebenarannya, jika A benar, maka E pasti salah, O juga pasti salah. sedangkan I pasti benar. Jika benar bahwa Setiap Nabi adalah laki-laki, maka pasti salah bahwa setiap Nabi bukanlah laki-laki. Pasti salah juga kalau dikatakan sebagian Nabi bukan laki-laki. Sedangkan keyakinan bahwa "Sebagian Nabi adalah laki-laki" pasti benar.

Di dalam Logika Proposisional, keyakinan-keyakinan ditandai dengan variabel ABC. Misalnya A->B Jika A, maka B. Kebenarannya adalah Apabila A benar dan B salah, maka keyakinan tersebut salah. Bila A dan B, masing-masing salah, berarti keyakinan tersebut benar. Jika A salah dan B salah atau A salah dan B benar, maka keyakinan tadi tetap bernilai benar.

Next Post Previous Post